Nabi Musa AS lahir dari pasangan Imran dan Yukabad.
Saat kelahiran Nabi Musa, Raja Firaun di zaman tersebut membuat kebijakan untuk membunuh semua anak laki-laki.
Keputusan Firaun untuk membunuh semua anak laki-laki karena ada ahli nujum yang mendatangi Firaun dan mengatakan jika ada anak laki-laki yang akan menghancurkan kekuasaannya.
Ayah dan ibu Nabi Musa yang mendengar kabar tersebut, akhirnya, ibu Nabi Musa menghanyutkan buah hatinya ke Singai Nill.
Saat itu keajaiban terjadi, Musa kecil ditemukan oleh putri Raja Firaun.
Selama perjalanan itu kakak Musa diperintahkan untuk mengikuti kemana air membawa peti.
Kemudian setelah dibuka oleh Istri Firaun bernama Asiyah mendapati ternyata isinya adalah bayi kecil dan menggemaskan.
Dihimpun Gramedia, akhirnya Asiyah memutuskan untuk mengangkatnya sebagai anak.
Niat tersebut kemudian diutarakan kepada Fir’aun, meski pada awalnya ditolak namun akhirnya harapannya diterima.
Saat menginjak remaja, Nabi Musa pergi ke Madyan.
Setelah dewasa, Nabi Musa menikah dengan Shafura, putri Nabi Syu’aib.
Setelah menikah, Nabi Musa pergi ke Mesir.
Sesampainya ia di sebuah bukit, Nabi Musa melihat cahaya dan ia berjalan mendekatinya.
Setelah dekat dengan cahaya, terdengar suara yang menyatakan terpilihnya Nabi Musa sebagai Nabi Allah.
Kemudian, Musa juga meminta untuk menjadikan Harun, saudaranya untuk mendapatkan wahyu.
Dimintanya Harun menjadi nabi adalah untuk membantu Musa untuk berdakwah, sebab Musa pernah memakan bara api dan membuat lidahnya cacat.
Musa mendapatkan tugas untuk menunjukkan kebenaran pada umatnya, terutama Firaun.
Musa dan Harun pun berangkat ke istana Firaun untuk menunjukkan kebenaran.
Keduanya yang menyampaikan bahwa hanya Allah yang harus disembah, ditolak oleh Firaun.
Firaun pun meminta bukti atas kekuasaan Allah SWT.
Mulanya ia menyuruh ahli sihir melemparkan tali dan akhirnya berubah menjadi ular.
Sedangkan Musa mendapatkan perintah melemparkan tongkatnya.
Tongkat yang berasal dari kayu tersebut akhirnya juga berubah menjadi ular yang memakan ulat ciptaan penyihir.
Melihat kejadian itu, Firaun marah dan tetap tidak mau beriman sedikitpun kepada Allah SWT.
Bahkan ia mengatakan bahwa Musa adalah seorang penyihir licik yang berbahaya.
Namun, para ahli sihir terbelalak heran, apa yang ditampilkan Nabi Musa bukanlah sihir yang seperti mereka pelajari.
Para ahli sihir sama berlutut dan menyatakan diri menjadi pengikut ajaran nabi Musa.
Mereka bertobat dan hanya akan menyembah Allah saja.
Kejadian ajaib lainnya pun muncul yaitu ketika Musa meletakkan tangan ke dalam sakunya dan mengeluarkannya maka terlihat sinar menyilaukan.
Sampai-sampai Firaun meminta untuk memasukkannya kembali.
Nabi Musa dan Nabi Harun tidak henti-hentinya menyampaikan dakwah agama Allah kepada raja Fir’aun dan para pengikutnya.
Namun Fir’aun yang sombong itu tetap saja dalam pendiriannya.
Meskit ditolak mentah-mentah, mereka yang bertaubat pada Allah SWT semakin banyak, sebab ajaran Nabi Musa berlandaskan kebenaran dan kemanusian.
Mukjizat Nabi Musa
Hadirnya Nabi Musa tak lepas dengan mukzizat yang diberikan Allah SWT sebagai tanda kekuasan-Nya.
Ada beberapa mukjizat yang diberikan pada Musa, yakni:
– Tongkat jadi ular
– Tangan dapat memancarkan cahaya
– Membelah Lautan Menggunakan Tongkat
Tongkat Nabi Musa dapat digunakan untuk membelah lautan saat Musa dikejar pasukan Firaun.
Awal kisahnya, Nabi Musa dikejar pasukan Firaun dan Allah SWT memerintahkan Musa untuk memukulkan tongkatnya ke lautan.
Kemudian laut tiba-tiba terbelah.
Pengikut Musa pun ikut menyeberang, dan saat sudah sampai di tujuan, pasukan Firaun baru tiba di tengah-tengah lautan.
Akhirnya laut yang terbelah tersebut pun menjadi seperti semula.
Pasukan Firaun tergulung air dan terpendam bersama harta bendanya.
(Tribunnews.com, Renald)